Skip to main content

Alat Makan Porselin Vs Plastik

Terkadang kita tidak terlalu memperhatikan keamanan peralatan makan yang kita gunakan entah untuk diri sendiri atau untuk keluarga ....termasuk untuk Baby, perhatian yang kita berikan terhadap apapun yang diberikan kepada baby selalu menjadi no 1, akan tetapi seringkali terlewatkan untuk peduli terhadap keamanan peralatan makannya. 


Termasuk untuk anggota keluarga yang lain, seringkali terlewat dari perhatian .......Hmm yang menjadi pusat perhatian adalah nilai estetika dari peralatan makan tersebut, pantas atau tidak berada di meja makan keluarga dan juga pantas atau tidak digunakan sebagai tempat sajian acara – acara tertentu.

Nah yang lebih parah lagi kalau perhatian kita hanya tertuju asal murah, simple dan warna atau bentuk dan motifnya cantik serta cocok dengan selera kita.....Hohohoho.... memangnya ada yang salah kalau kita punya pikiran seperti itu ? Jawabannya adalah... sama sekali tidak, 

sumber : architectaria.com
Hehehe mari kita coba pelajari dan menjadi  lebih peduli tentang apa yang aman atau kurang aman atau tidak aman sama sekali terhadap peralatan makan yang telah menemani kita sehari – hari, entah itu piring, sendok, mangkuk, gelas dsb. Juga termasuk botol susu bayi.
Kita mengenal peralatan makan yang terbuat dari porselin dan plastik, tapi jujur yang sangat laris di masyarakat kita adalah peralatan makan yang terbuat dari plastik, eittsss tunggu dulu bukankah ada yang terbuat dari kaca, kita juga sering temui tuhh... piring dan mangkok serta gelas kaca,  juga yang terbuat dari aluminium, trus gimana dong? oke oke anda benar, kita juga temui alat makan dari kaca dan aluminium hehehhe tapi untuk halaman ini kita akan membicarakan dan membandingkan 2 bahan yang digunakan untuk membuat peralatan makan yang sering kita gunakan yang terdapat label “Microwaveable” dan akhirnya membuat kita berpikir bahwa peralatan makan ini aman untuk hidangan panas dan alat makan tahan panas. 

Porselin/keramik dan Plastik, termasuk plastik yang dikategorikan BPA Free.


Porselin / Keramik

Peralatan makan yang terbuat dari porselin/keramik tergolong lebih aman jika digunakan untuk hidangan panas dan merupakan alat makan tahan panas, dari pada yang terbuat dari plastik, Mengapa?
Kita lihat dari proses pembuatannya, keramik memerlukan proses pembakaran dengan suhu 1500°C - 3000°C, sehingga bila dikaitkan sebab – akibat peralatan yang terbuat dari keramik lebih aman saat kita menuangkan hidangan panas ke dalamnya, ataupun saat kita gunakan menghangatkan masakan di dalam microwave
sumber : varbak.com
Alat Masak Porselin, sumber : varbak.com


Bahkan orang – orang di dataran cina tempoe doeloe alias orang cina kuno, juga jaman kerajaan korea dan jepang, mereka memasak makanan menggunakan porselin/keramik yang langsung ditaruh di atas tungku perapian alias kompor ..heeiii termasuk merebus obat-obatan.  Jangan lupa, demikian juga dengan jaman kerajaan di Indonesia... jauh banget ngasih contohnya... oke oke contoh dari  jaman terdekat nenek kita kalo merebus jamu, bahkan ada pula merebus masakan masih menggunakan peralatan dari gerabah alias kuali katanya masakan jadi lebih sedap atau jamunya tidak akan berkurang khasiatnya.



Proses pembuatan yang dialami gerabah dan peralatan makan dari keramik adalah sama, yaitu mengalami proses pembakaran pada suhu  ± 1500°C - 3000°C.

Eitss... tetapi gerabah memiliki perberbedaan dengan porselin/keramik. Perbedaan itu terletak pada proses pengecatannya (beberapa jenis gerabah dicat dengan warna – warni menarik, beberapa lainnya tanpa cat), terkadang gerabah tidak mengalami pembakaran kembali setelah proses pengecatan, sehingga catnya bisa menimbulkan residu yang berbahaya jika digunakan untuk makanan atau minuman panas. So ... kalau membeli gerabah sebagai peralatan memasak atau makanan atau minuman belilah yang tanpa cat (warna asli yaitu warna tanah). Sangat berbeda dengan Porselin/keramik.
Truss ... bagaimana dengan proses pengecatan keramik? Apakah cat yang digunakan pada keramik aman saat kita menuangkan ataupun menghangatkan masakan di microwave? Hho.. ho.. ho.. ho... pastinya iya karena saat tukang cat keramik mengoleskan cat warna-warna keramik, tidak serta merta setelah di cat dikeringkan dan ditinggalakan begitu saja, oo tidak... setelah dioleskan cat, keramik mengalami pembakaran kembali dengan suhu tinggi ± 1500°C - 3000°C, sehingga dihasilkan warna yang mengkilat.

Oleh karena itu, saat alat makan yang terbuat dari keramik dituangi masakan atau minuman panas atau bahkan kita masukan dalam microwave, tidak melepaskan residu atau zat kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia. Jadi kita tetap dapat menikmati  cita rasa masakan dan minuman yang dihidangkan panas tanpa perlu kuatir.

Plastik, Plastik BPA Free

Hmmm... kita sekarang coba pelajari tentang alat makan yang paling sering kita jumpai di warung atau bahkan di rumah kita sendiri, yaitu alat makan yang terbuat dari plastik entah itu plastik yang ada tulisan BPA free atau tidak saat kita membelinya.

Peralatan makan minum plastik yang tidak terdapat tulisan BPA Free.... hmmm jelas sekali sangat berbahaya saat kita tuangi minuman atau masakan panas.. mengapa? Sebagian orang yang belum mengerti mungkin hanya berpikir asalkan peralatan makan dan minum plastik dengan bentuk dan warna menarik serta yang cocok dengan keinginannya, hohoho it’s OK.... eeiiittsss.. ini adalah tindakan tidak peduli yang membahayakan anggota keluarga saat menggunakan peralatan makan plastik. 

Gelas Plastik, sumber : uminasafira.wordpress.com
Bahkan paling sering kita jumpai bekas gelas plastik kemasan air mineral digunakan untuk membuat minuman kopi, atau dicuci dan digunakan lagi, waadduuww.... berbahaya, bacalah paragraph berikut sehingga anda dapat mengambil kesimpulan tentang hal ini.

BPA (Bisophenol – A) adalah zat kimia yang membuat plastik tampak bening dan anti pecah... menarik bukan? BPA merupakan senyawa bersifat aktif yang digunakan pabrik-pabrik untuk memproduksi peralatan makan dan minum  plastik termasuk botol bayi. Senyawa aktif ini menyerupai hormon estrogen dan sebagai anti-androgen....hormon yang jelas banget bisa menyatu dengan hormon manusia, BPA bisa larut lho dalam makanan dan diduga oleh para ahli merupakan penyebab cacatnya janin, gangguan reproduksi termasuk menopause sebelum waktunya alias menopause dini atau premature menopause, kanker dan masalah kesehatan lainnya. Wwoooww... woww... ngeri banget....
Oke oke kalau begitu kita akan membeli produk plastik BPA Free... Hmmm... tunggu dulu, baca sampai  selesai halaman ini baru ambil keputusan. 

contoh alat makan plastik
va-tra.com



Produk plastik yang tertulis BPA free pun masih belum tentu aman, lho.. lho.. terus bagaimana? Dalam penelitian yang dilakukan tim dari Universitas Texas, Amerika, para peneliti meneliti lebih dari 500 produk rumah tangga yang digolongkan bebas BPA (BPA Free). Ternyata 92 persen produk itu mengandung zat berbahaya yang bisa larut ketika produk plastik itu dicuci, dipanaskan dan terpapar matahari.

Bukan hanya itu, para peneliti juga menemukan bahwa produk bebas BPA (BPA Free) itu ternyata juga mengandung bahan kimia yang meniru hormon estrogen dalam kadar cukup tinggi. Zat kimia berbahaya itu paling tinggi tingkatannya ditemukan dalam produk botol bayi yang terdapat unsur Polyesthersulfone (PES) atau polyetheylene terephthalate glycol (PETG) yang merupakan pengganti BPA.
sumber : chem-is-try.org



Truss.. mungkin ibu – ibu yang punya baby bertanya bagaimana dengan baby ku? Oke ibu, ASI tetaplah yang terbaik, minumlah suplemen, vitamin, jenis sayuran tertentu atau apalah namanya, atau melatih payudara saat kehamilan sehingga bayi anda mendapatkan yang terbaik dari ibunya yaitu ASI. ASI tidak melepaskan residu berbahaya apapun.

Kalaupun terpaksa menggunakan susu formula, ada dijual botol kaca juga untuk ketentuan dot sebagai pengganti dot plastik yang harus digunakan. Di toko – toko obat atau apotek atau babyshop yang bertebaran disekeliling kita, banyak dijumpai botol yang digunakan sebagai botol susu terbuat dari kaca contoh salah satunya yang ber-merk Puku Petit wide neck truss.. pasangan sebagai dotnya bisa kita gunakan jenis peristaltik wide neck

Hohohoho... tapi serta merta beralih tidak menggunakan plastik, membuang semua plastik yang kita punya(woowww.... ekstrim)  juga bukan jawaban yang tepat, karena plastik mudah di daur ulang. Kita masih bisa gunakan wadah plastik untuk makanan atau minuman dingin sehingga tidak menimbulkan reaksi kimia dengan zat yang terkandung di dalam plastik, so... kenali betul produk yang anda gunakan, terbuat dari apa, bagaimana, dan berbahaya atau tidak saat kita menggunakannya.... Hhhh... ribet banget, yahhh mungkin kita perlu memberikan perhatian ekstra untuk kehidupan yang lebih baik kedepannya.

Comments

Popular posts from this blog

Gula Aren + Garam = Pengganti MSG ?

Ingin masakan sedap dan sehat ? berpikir ingin tambahkan MSG ke dalam masakan ?  HHmmm..... bukankah MSG berdampak buruk, trus.... bagaimana ? sedangkan lidah kita terbiasa dengan masakan yang berasa gurih, tenang kawan, tetap ada solusi untuk masalah ini . MSG sebagai penyedap masakan bisa diganti dengan bahan yang lebih sehat dan aman buat tubuh, yaitu gula dan garam serta bumbu – bumbu utama yang cukup takarannya. Gula ? waduww..... takut kena diabet kalau kebanyakan gula, trus.... ? iya benar gula tebu biasanya di pasaran berbentuk kristal keputih –putihan mengandung glukosa tinggi dan bisa memicu terjadinya diabet es mellitus , tetapi perlu kita ingat Indonesia kaya akan bahan – bahan makanan yang berasal dari sumber alam dan aman dikonsumsi, gula aren salah satunya. Sedikit kita lihat yuk… tentang Gula Aren dan Garam ini…. sumber : cocoastari.wordpress.com Tentang gula aren buatan asli Indonesia ini sudah terdapat beberapa penelitian mengenai manfaatnya untuk ke

Cegah Penyebab Menopause Dini

Menopause dini dan pasangannya yaitu Prematur Menopause, sebenarnya adalah dua hal berbeda, tetapi seringkali dianggap sama, yaitu menopause sebelum waktu normalnya. Istilah-istilah ini bergantung pada usia wanita yang mengalaminya, jika menopause terjadi sebelum usia 45, itu dianggap menopause dini, jika menopause terjadi sebelum usia 40 itu dianggap sebagai menopause prematur.